Mengenal Desa Wisata Fatumnasi di Timor Tengah Selatan NTT

Desa Wisata Fatumnasi, Kecamatan Fatumnasi, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT).

MEDIASOSIALITA.COM,- Desa Fatumnasi di Kecamatam Fatumnasi menjadi satu-satunya desa wisata di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia atau ADWI, Desa Fatumnasi mulai ikut sejak tahun 2021 dan belum masuk dalam nominasi.

Pada ADWI 2024, Desa Wisata Fatumnasi berhasil masuk kurasi 50 besar ADWI 2024, termasuk Desa Tiworiwu di Ngada, Pulau Flores.

Desa Wisata Fatumnasi memiliki pontensi wisata alam yang melimpah dan budaya yang memikat. Pesona alam yang indah dan budaya yang kental menjadikannya destinasi wisata andalan di TTS dan NTT umumnya.

Jarak tempuh dari Kota Soe, Ibu Kota TTS menuju Desa Fatumnasi sekitar 34 kilometer. Dari Kota Kupang menuju kawasan wisata ini bisa menempuh jarak sekitar 143 kilometer.

Desa Fatumnasi saat ini masuk klasifikasi desa wisata rintisan di NTT. Daya tarik wisata di desa ini adalah cagar alam dan warisan budaya yang masih lestari.

Pengunjung disuguhkan pemandangan alam yang asrih, pepohonan hijau, sabana dan bukit-bukit batu yang ditumbuhi pepohonan. Kawasan Desa Fatumnasi sangat sejuk dan teduh. Udara segar dan bersih dihirup bebas di sini.

Desa ini berada di kaki Gunung Mutis, tepatnya masuk pada kawasan utama Cagar Alam Gunung Mutis. Tak heran bila desa wisata ini terkenal udara dingin karena berada di ketinggian 1.480 mdpl.

Terdapat pohon-pohon ampupu yang dijuluki bonasi hutan karena usia tanaman ini mencapai puluhan tahun hingga ratusan tahun di temukan di Hutan Fatumnasi. Bonsai hutan menjadi daya tarik foto bagi pengunjung yang datang ke Hutan Fatumnasi.

Sesuai dengan kondisi ekosistem, jenis flora yang terdapat di Cagar Alam Gunung Mutis didominasi oleh jenis Ampupu/Hue (Eucalyptus alba), disamping itu flora lain yang terdapat di Cagar Alam Gunung Mutis seperti : Bijama (Elacocarpus petiolata), Haubesi (Olea paniculata), Kakau/Cemara Gunung (Casuarina equisetifolia), Manuk Moto (Decaspermum fruticosuni), Oben (Eugenia littorale), Salalu (Podocarpus rumphii), Natwon (Decaspermum glaucescens), Natbona (Pittospermum timorensis), Kunbone (Asophylla glaucescens), Tune (Podocarpus imbricata), Natom (Daphniphylum glaucesceus), Kunkai-kote (Veecinium ef. varingifolium), Tastasi (Vitex negundo), Manmana (Croton caudatus), Mismoto (Maesa latifolia), Kismoto(Toddalia asiatica), Pipsau (Harissonia perforata), Matoi (Omalanthus popuhlneu) dan aneka jenis paku-pakuan serta rumput-rumputan.

Selain alam yang indah dan kaya, di tempat ini anda menemukan rumah tradisional masyarakat Desa Fatumnasi yang unik. Rumah adat ini disebut Ume Kbubu, bangunan tradisional berbentuk bundar.

Ume Tua terdiri dari dua kata yakni Ume yang berarti rumah dan Kbubu yang memiliki arti bundar. Ume kbubu memiliki fungsi dapur keluarga dan tempat menyimpan hasil panen.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *