HUT 9 Tahun Komunitas Cinta Berkain Indonesia Gelar Pasar UMKM Kain di Ballroom Hotel Grand Sahid

Jajaran Pengurus KCBI Foto Ist

Jakarta, MEDIASOSIALITA.COM,- Komunitas Cinta Berkain Indonesia (KCBI) akan merayakan Hari Ulang Tahun nya yang ke-9 tahun. Perayaan HUT akan dimeriahkan dengan kegiatan Pasar UMKM KCBI, Home Band KCBI, pemilihan harmonisasi dan busana berkain songket.

Acara HUT KCBI akan digelar pada hari Kamis 9 Maret 2023 di Ballroom Puri Agung Grand Sahid Hotel Jakarta jam 10:00 WIB sd 17.00 WIB.

“Di acara ini akan ditampilkan gelar pentas bertema Senandung kain Melayu ku,” ungkap Panitia acara.

Di acara tersebut akan diisi dendang, lenggang, pelangi nusantara, dan panggung berbalas pantun.

Panitia berharap kepada pecinta berkain Indonesia bisa menghadiri acara tersebut.

Selain peringatan dan syukuran, acara juga akan memberikan penghargaan kepada penggiat KCBI 2023.

Ketua Umum KCBI, Sita Hanimustuty Agustansil mengatakan di usia KCBI yang ke-9 KCBI berusaha menumbuhkan rasa cinta budaya busana berkain nusantara kepada masyarakat luas. Terlebih lagi, bagi para insan generasi penerus bangsa Indonesia.

“Karena ini sebagai jati diri bangsa agar tidak mudah luntur walau di era milenial ini gencar diterjang dengan masuknya budaya asing,” ujar Sita Hanimustuty dalam keterangannya.

KCBI adalah komunitas yang mewadahi masyarakat Indonesia yang ingin menghidupkan kembali budaya busana tradisional warisan leluhur. KCBI berdiri pada 9 Maret 2014 di Jakarta.

Hal yang dilakukan melalui pembiasaan penggunaan dalam keseharian yang terlihat anggun, rapih, dan mudah digunakan.

Lebih jauh Sita Hanimustuty mengatakan, KCB hadir dengan visi untuk memperkuat jati diri perempuan Indonesia dan mendorong peningkatan citra bangsa di mata dunia melalui budaya busana berkain atau sarung nusantara.

“Misi kami mensosialisasikan busana berkain atau sarung nusantara menjadi busana keseharian perempuan Indonesia, penuh kesantunan, sederhana, menarik dan nyaman memakainya,” ujarnya.

Cucu mendiang Haji Agus Salim, salah satu Pahlawan Nasional Indonesia itu menjelaskan, ada tiga tujuan dari kegiatan KCBI selama ini.

Pertama, peduli pada pelestarian budaya bangsa khususnya dalam cara berbusana warisan leluhur kita di Nusantara.

Caranya adalah berkain atau bersarung dalam keseharian secara santun dan sarat akan nilai pendidikan etika yang tinggi.

“Hal ini ditujukan kepada masyarakat umum terutama generasi muda mendatang,” kata Sita Hanimustuty.

Kedua, menegakkan jati diri perempuan Indonesia yang santun, aktif dan anggun bermartabat.

Dan yang ketiga, menjadikan produksi dalam negeri menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

“Bila dari anak negeri sendiri aktif berbusana berkain dalam kesehariannya otomatis tersedia pasar,” katanya.

“Dengan adanya pasar akan mendukung para pengrajin UMKM untuk aktif kembali memproduksi beragam kain tradisional nusantara seperti batik, tenun, songket, lurik, ulos, dan lainnya,” kata Sita Hanimustuty lagi.

Alida Rosita, Ketua Humas KCBI menambahkan, hingga saat ini, KCBI telah memiliki kurang lebih 2000 anggota.

Saat ini anggotanya tersebar di 12 cabang KCBI, yakni 9 cabang di wilayah Indonesia, yakni Bandung, Surabaya, Bogor, Malang Raya, Jember, Bali, Lombok, Sumbawa, Karayo Ngampo (NTB).

Dan 3 cabang lainnya ada di mancanegara, San Fransisco (Amerika Serikat), Perth (Australia), dan Singapura.

“Para anggota KCBI ini merupakan pasar otomatis bagi para pengrajin wastra nusantara,” katanya.

Dyah Sudiro, Wakil Ketua Umum 1 KCBI turut menambahkan, menjadi anggota KCBI merupakan pengakuan atas rasa kebersamaan untuk memupuk rasa cinta dan peduli budaya bangsa.

“Khususnya budaya busana berkain nusantara warisan leluhur. Selain itu memperkuat citra diri dan karakter bangsa Indonesia,” ujarnya. (tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *