Olivia Zalianty: Menjaga Lingkungan dan Menanam Pohon Juga Wujud BelaNegara

Dok Foto Republika Prayogi
Dok Foto Republika Prayogi

MEDIA SOSIALITA, Jakarta – Membela negara tidak harus diartikan sebagai ikut berjuang secara fisik, dengan mengangkat senjata. Salah satu wujud BelaNegara adalah dengan budaya merawat lingkungan dan menanam pohon.

Artis dan atlet wushu Olivia Zalianty menyampaikan hal itu di rumahnya di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (3/11/2011).

“Jadi banyak hal positif yang bisa dilakukan untuk bela negara. Salah satunya ya dengan menjaga lingkungan dan menanam pohon. Kegiatan itu juga dapat menjaga kelangsungan
negara yang baik untuk generasi mendatang,” kata adik artis Marcella Zalianty ini.

Olivia telah lama melakukan penanaman pohon di berbagai wilayah di Indonesia. Salah satunya bersama Walikota Payakumbuh, Riza Pahlepi, pada Desember 2019 lampau.

“Pelestarian lingkungan hidup merupakan tugas dan kewajiban BelaNegara. Setiap warga negara wajib menjamin keberlangsungan pelestarian lingkungan hidup untuk masa depan lingkungan bumi pertiwi,” kata Riza Falepi

Presiden Joko Widodo pada September 2021 telah melakukan penanaman mangrove di Bengkalis, Batam, dan Bali.

Yayasan GenerasiLintasBudaya Merawat Lingkungan BERSATU GenerasiLintasBudaya melakukan kegiatan menanam pohon difasilitasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
Direktorat Jenderal Kebudayaan , juga didukung oleh Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Kemko Polhukam, Kementerian Pertahanan, Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif, Dirjen
Polpum Kemendagri. Gubernur Sumbar, beberapa Kepala Daerah di Indonesia.

Kegiatan Hari BelaNegara ke 73 pada 19 Desember 2021 dilakukan secara Live Streaming dan direlay beberapa media dengan melaksanakan prokes secara ketat.

Adapun tajuk BelaNegara, tema “Kearifan budaya di Alam Maya dan di Alam Nyata” BERSATU Merawat lingkungan bumi pertiwi yang damai Rahmatan Lil Alamin”

Riza Falepi, budaya cinta merawat lingkungan – menanam pohon harus dimulai sejak usia dini dan program pelestarian lingkungan hidup harus disesuaikan dengan perkembangan
sains dan teknologi tanpa mengorbankan nilai-nilai kearifan lokal.

Sementara itu Raja Asdi inisiator Yayasan Generasi Lintas Budaya Merawat Lingkungan menyampaikan rencana penanaman 30.000 bibit pohon tersebut dilakukan di basis perjuangan
Kabinet Pemerintahan Darurat Indonesia (PDRI) pimpinan Mr. Syafrudin Prawiranegara.

Masing-nasing 10.000 bibit di Kota Payakumbuh, 2.500 bibit pohon di nagari Sumpur Kudus Sijunjung, kampung kelahiran Buya Ahmad Syafii Maarif, dan 10. 000 bibit ditanam di
nagari Candung Koto Laweh Agam, tempat kelahiran Syekh Sulaiman Arrasuli pendiri Perti-Tarbiyah

Kemudian penanaman dilanjutkan di Nagari Ampang Gadang Agam, sebanyak 2.500 bibit, di Nagari Koto Tinggi Kabupaten 50 Kota kawasan Musium Terpadu BelaNegara, 2.500 bibit di disitus radio YBJ-6 Nagari Lintau Duo, Kabupaten Tanah Datar, Kota Pariaman lalu di beberapa Kabupaten/Kota di Sumatera Barat, serta daerah lainnya di Indonesia.

“Penanaman ini sekaligus momentum Desember sebagai bulan menanam pohon nasional. Ini merupakan implementasi menangkal perubahan iklim yang semakin nyata. Diharapkan pemerintah bersama masyarakat membuat monumen hijau di daerah masing- masing untuk meminimalisir karbon atau O2,” papar Raja Asdi.

Pada event 2021 ini Yayasan Generasi Lintas Budaya mengharapkan akan bersatu seluruh pemangku kepentingan lintas budaya, lintas profesi, lintas lembaga, lintas dunia usaha
dan lintas generasi.

Raja Asdi menambahkan Sumatra Barat dengan pontensi keindahan alam, budaya, sejarah dengan sumber daya manusia generasi muda kreatif didukung alim ulama, ninik mamak, bundo kanduang, cerdik pandai dan cendikiawan yang melimpah dan sarana prasarana infrastruktur, ke depannya diharapkan bisa menjadi destinasi wisata unggulan.

Walikota Payakumbuh Riza Falepi mengatakan, selain menggiatkan penanaman dan penghijauan, dia juga sangat mendukung perlunya sejarah ini digaungkan, agar generasi mendatang juga mengetahui bagaimana para pejuang merebut kemerdekaan dan mempertahan kemerdekaan, terutama pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (1948-1949) di Sumatra Barat, atau dahulu disebut Sumatra Tengah.

“Generasi muda harus mengetahui tentang sejarah PDRI, yang menjadi tonggak sejarah mata rantai kesinambungan NKRI. Jangan sampai anak muda kita lupa akan
perjuangan para pejuang kita,” ucapnya

Ketua Yayasan Generasi Lintas Budaya Olivia Zalianty mengatakan sudah beberapa tahun telah melaksanakan kegiatan BelaBegara berbagai event kreatif tematik kearifan budaya.

Salah satunya dengan budaya menanam pohon, sebagai penghijauan untuk mengatasi kerusakan lingkungan dan menjaga alam.

“Penanam pohon ini akan digelar sesuai dengan kearifan-kearifan lokal Nusantara, dalam merawat alam dan merawat pohon yang sudah turun temurun dilakukan oleh nenek moyang
kita yang begitu cintanya terhadap alam,” kata Olivia.

“Rangkain pra-event BelaNegara tidak hanya pada puncak acara juga dilakukan pasca event secara kontinyu ,” pungkasnya.(*Aldi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *