Menkes Menyampaikan Pesan Pada Peringatan HUT RSUP Persahabatan ke-58

MEDIA SOSIALITA, Jakarta – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menghadiri puncak peringatan HUT RSUP Persahabatan. Acara yang digelar secara daring dan luring tersebut, turut dihadiri Sekretaris Jenderal Kemenkes RI, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Abdul Kadir, Direktur Utama RSUP Persahabatan, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Penyakit Menular Langsung, Duta Besar Rusia untuk Indonesia serta jajaran direksi dan karyawan RSUP Persahabatan.

RS yang dibangun atas kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Rusia, yang kini telah berstatus sebagai RS Rujukan Nasional untuk penyakit respiratory (pernafasan) telah
memasuki usia ke-58 pada 7 November 2021.

Berbagai kegiatan digelar untuk memeriahkan jalannya acara yang dikemas dalam acara yang seru, menarik dan menyehatkan, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang
berlaku.

Dalam sambutannya, Menkes menyebutkan bahwa pandemi menjadi momentum seluruh negara di dunia termasuk Indonesia untuk mempercepat lahirnya berbagai inovasi bidang kesehatan
agar semakin siap dalam menghadapi kedaruratan di bidang kesehatan di masa depan.

Sebagai salah satu rumah sakit yang fokus pada pelayanan kesehatan paru, Menkes ingin RSUP Persahabatan terus berbenah. Rumah Sakit Vertikal harus bisa menjadi rujukan
minimal di level Asia Tenggara. Untuk mencapai target ini, bisa dimulai dengan peningkatan kinerja, mutu pelayanan serta SDM kesehatan yang berkualitas.

”Penyakit pernafasan menyebabkan banyak kematian bukan hanya di Indonesia tetapi di dunia. Saya titip kepada teman-teman di persahabatan mengingat bahwa penyakit pernafasan ini sudah menimbulkan korban di seluruh dunia maka RS Persahabatan harus menjadi salah satu RS Rujukan dunia baik dari penelitian, teknologi dan SDM kesehatannya agar bisa mencegah dan mengobati supaya tidak terjadi lagi,” terang Menkes.

Dengan menggandeng berbagai stakeholder terkait seperti perguruan tinggi dan lembaga penelitian, RS vertikal termasuk RSUP Persahabatan harus secara aktif melakukan berbagai
penelitian dan pengembangan guna menemukan kebaruan dalam ilmu kesehatan yang berbasis bukti. Lewat riset-riset yang dilakukan secara simultan, Menkes optimis RS vertikal
bisa menjadi rujukan tidak hanya regional tetapi juga internasional.

”Untuk itu, RS vertikal harus reach out ke perguruan tinggi, harus reach out ke lembaga riset di dalam negeri maupun luar negeri, supaya bisa menjadi rujukan di kawasan
regional. Banyak perguruan tinggi yang punya spesialis paru, rangkul dan ajak untuk bergabung,” katanya.

Melalui cara ini, Menkes optimis harapan Indonesia memiliki RS khusus paru yang berkualitas dunia dengan didukung teknologi dan SDM yang mumpuni bisa terwujud.

Tak berhenti disitu, RS Vertikal harus bisa menjadi pengampu bagi seluruh rumah sakit di daerah sekitarnya, minimal satu rumah sakit di daerah lain yang membutuhkan
pendampingan dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.

”RS Persahabatan harus menjadi pengampu, jangan hanya pintar sendirian tapi harus bisa menularkan kepintaranya ke rumah sakit-rumah sakit di seluruh provinsi,” pungkasnya.
(*kemkes)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *