Kisah Tokoh Negara Indonesia yang Doyan Menyamar

Sosok pak Harto sangat dikenal dengan kebiasaan penyamarannya. Presiden kedua Indonesia ini sering menyempatkan diri untuk berjalan-jalan melihat keadaan negara. Untuk memastikan pembangunan pada waktu itu merata, beliau tidak segan memerintahkan agar para ajudan dan staf tidak buka mulut pada siapa pun kalau akan berkunjung. Bahkan, saat menyamar pak Harto juga bermalam di rumah warga atau kepala desa agar penyamarannya tidak terbongkar.

Presiden Soekarno juga seorang tokoh negara yang doyan “menyamar”. Beliau dikenal sering pergi melihat-lihat keadaan rakyat di masa awal kemerdekaan. Ada suatu kejadian dimana penyamaran beliau hampir terbongkar.

Saat sedang berkunjung di daerah sekitar stasiun kereta, beliau berbincang dengan seorang pengemis. Namun, entah radio atau pengeras suara memutar rekaman suara Bung Karno. Pengemis tersebut pun sadar bahwa suara tersebut mirip dengan suara lawan bicaranya. Karena penyamarannya terancam terbongkar, beliau dibawa pergi oleh ajudannya.

Sri Sultan Hamengkubuwono IX adalah seseorang yang doyan menyetir. Beliau suka membawa mobil sendiri tanpa didampingi pengawal maupun ajudan untuk melihat situasi penduduknya. Pada tahun 1946, ada sebuah kisah dimana beliau sedang menyamar dan ada seorang wanita yang menumpang mobil beliau.

Setelah sampai tujuan, sang wanita yang belum sadar bahwa sang sopir adalah Sri Sultan memberikan uang tumpangannya. Namun, uang tersebut tidak diterima dan langsung tancap gas. Sang wanita baru menyadari setelah seorang polisi menghampirinya dan memberitahu identitas sang sopir.

Presiden Jokowi dikenal oleh masyarakat suka melakukan blusukan dan membaur dengan masyarakat. Hal ini telah dilakukannya sejak beliau menajdi Walikota Solo. Namun, kebiasaan ini sudah agak dikurangi ileh beliau karena alasan keamanan mengingat beliau adalah seorang pemimpin negara.